Label

Selasa, 31 Desember 2013

MODEL PROSES DAN EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI



MODEL PROSES DAN EFEKTIFITAS
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Makalah
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Komunikasi Antar Pribadi Dan Kelompok
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Ameli Rahmi, M.Pd





Disusun Oleh :
Lestri Nurratu                                               111111038
Lili Qurotul Ainiyah Saumiyah                   111111039
Riyadlotus Sholihah                                      121111114
Zalussy Debby styana                                   121111115

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
 SEMARANG
2013
I.                   PENDAHULUAN
Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Secara umum, definisi komunikasi interpersonal adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran ata informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu (biasanya dalam komunikasi diadik) sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau infomrasi.
Meskipun komunikasi interpersonal ini merupakan aktivitas yang rutin kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataan menunjukkan bahwa proses kounikasi interpersonal tidak selamanya mudah. Pada saat tertentu, kita menyadari bahwa perbedaan latar belakang sosial budaya  antar individu telah menjadi faktor potensial menghambat keberhasilan komunikasi. Di saat Anda berbicara dengan orang lain, kadang-kadang diikuti oleh pertanyaan: “mengapa berbicara dengan orang lain ini rasanya susah?”, mengapa orang ini tidak merespon gagasan saya?”. Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh faktor-faktor yang diklasifikasi ke dalam beberapa kategori. Dengan demikian kami akan menyusun makalah berjudul “Model Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi.”
II.                RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana model proses komunikasi antarpribadi?
2.    Bagaimana efektifitas komunikasi antarpriadi?
III.             PEMBAHASAN
A.    Model Proses Komunikasi Antarpribadi
            Pengertian model menurut Rakhmat (1989), yang mengutip pendapat Runyon (1977), Burc dan Strater (1974) dan Fisher (1978), bahwa model secara sederhana adalah gambaran yang dirancang untuk mewakili kenyataan.
            Kemudian menurut Sunarjo (1983) mengemukakan bahwa proses sering diartikan sebagai kegiatan atau pengolahan yang terus menerus. Atau menurut Kincaid (1987) proses adalah suatu perubahan atau rangkaian tindakan serta peristiwa selama beberapa waktu dan yang menuju suatu hasil tertentu.
            Dengan begitu setiap langkah yang mulai dari saat menciptakan informasi sampai saat informasi itu dipahami, merupakan proses didalam rangka proses komunikasi secara umum.
            Dibawah ini terdapat beberapa variabel tetap dalam proses komunikasi antara lain:[1]
1.      Pengirim
Nama untuk pengirim dalam proses komunikasi berbeda satu dengan lainnya ada yang menyebutnya sebagai komunikator, source dan encorder. Pengirim dalam rangkaian komunikasi dapat dianggap sebagai pencipta pesan, titik mulai, penginisiatif suatu proses kegiatan komunikasi.
Titik mulai suatu pesan dapat erupa seekor burung camar yang sedang terbang di pantai, sekumpulan bilangan dipapan kuliah dan langit yang merah diufuk arat. Dengan begitu bukan hanya manusia yang dianggap sebagai titik mulai suatu pesan, dan penginisiatif suatu kegiatan komunikasi. Karena terbangnya burung camar dan merahnya langit di ufuk barat juga memberikan pesan hari menjelang malam dan jam magrib.
      Kecuali dalam konteks komunikasi anatarpribadi maka pengirim, titik awal, penginisiatif, pencipta pesan adalah seorang manusia. Seorang pengirim menurut Mulyana dan Rahmat (1990) ialah orang yang mempunyai suatu kebutuhan unutk berkomunikasi. Kebutuhan ini mungkin erkisar dari kebutuhan sosial untuk diakui sebagai individu hingga kebutuhan berbagai informasi dengan orang lain atau mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang autau sekelompok orang lainnya.
2.      Latar belakang
      Setiap pengirim maupun penerima tidak berada sebagai orang yang bebas merdeka di suatu pulau ibarat ceritera Robinson. Pengirim adalah manusia yang hidup dalam suatu relasi dengan keluarga dan masyarakat disekitarnya. Dia sendiri juga memiliki ciri khas, sifat-sifat, pikiran, perasaan dan tingkah laku yang membedakannya dengan orang lain. inilah yang disebut latar belakang yang kita anggap sebagai suatu faktor atau beberapa faktor telah menimpa atau mempengaruhi pengirim dan penerima dalam komunikasi anatrpribadi. Dalam proses komunikasi anatrpribadi latar belakang telah dianggap sebagai suatu penopang dan penyanggah komunikasi secara utuh.
      Menurut Gamble (1986) ada dua faktor utama yang menjadi indikator utama penentu keragaman latar belakang pngirim dan penerima anatr lain:
1)      Bidang pengalaman
Yang dimaksud adalah bidang objek atau sibjek tertentu yang paling diminati oleh pengirim dan penerima.
2)      Kerangka rujukan
            Adalah nilai pandangan seseorang sebagai perpaduan dari karakteristik : 1) karakteristik  demografis misalnya umur, jenis kelamin, status perkawinan dan penghasilan. 2) karakteristik geografis misalnya tempat tinggak didesa, kecamatan, kabupaten, propinsi, jauh dekatnya enga pusat kota, pusat keramaian dan jenis tempat tinggal. 3) karakteristik psikografik misalnya bagaimana seseorang itu hidup setiap hari, bekerja menggunakan waktu luang , minat serta pandangan terhadap suatu isu tertentu.
            Dalam kenyataannya terdapat serba ragam faktor yang menimpa pengirim dan penerima. Artinya setiap orang bisa dipengaruhi oleh satu atau ketiga karakteristik sekaligus. Latar belakang yang dimiliki individu mempengaruhi cara berpikir, perasaan dan tingkah laku komunikasi antarpribadi.
3.      Pesan/rangsang/stimulus
      Stimulus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari model umum stimulus respon. Berarti setiap stimulus atau rangsangan yang berasal dari suatu sumber akan direspon denngan cara tertentu oleh pihak yang menerimanya. Cherry dan Krech (1984) mengatakan bahwa stimulus itu ibarat suatu informasi/isi pernyataan dalam bentuk bahasa dan kode maupun sistem tanda yang mausk akal.
      Rangsangan komunikasi adalah tanda-tanda berupa bahasa, kode atau sistem tanda yang nalar. Jadi komunikasi juga merupakan penggunaan tanda-tanda yang bermakna untuk membina hubungan sosial.
      Ada dua jenis stimulus yang beraturan dan tidak beraturan.
1)      Stimulus beraturan merupakan stimulus atau pesan yang tersusun secara baik, lengkap, dapat dihitung, dapat dikenal, dapat dipahami sebagai pesan yang dapat diuraikan dan dimengerti.
2)      Stimulus yang tidak beraturan adalah stimulus yang sembarang, tidak tersusun, tidak terstruktur, tumpang tindih. Stimulus demikian tidak dapat dipahami ketika terlihat, terdengar, teraca dan terraba sehingga tidak dapt dijelaskan.
Menurut Krecht (1984) pesan dapat disampaikan dengan memperhatikan beberapa hal  antara lain: 1) suatu ferkuensi tertentu; misalnya suatu pesan disampaikan berulang kali sehingga menarik perhatian. 2) suatu intensitas tertentu; misal pesan harus menampilkan daya tarik yang aneh, lain daripada kebiasaan-kebiasaan yang normal. 3) suatu gerak dan perubahan; misal pesan yang hidup dan dinamis yang seolah-olah mengajak orang yang lain untuk memperhatikannya. 4) suatu jumlah yang lain daripada biasanya.
4.      Saluran/media
      Ada sementara beberapa ahli komunikasi menyebutkan bahwa komunikasi antarpribadi dengan tatap muka tidak terdapat saluran atau media (misal: telepon, radio, surat-menyurat dll) karena memang kedua orang yang terlibat didalamnya tidak menggunakan bantuan alat-alat lain untuk berhubungan. Namun, Wilson (1989) menyanggahnya dan mengemukakannya bahwa saluran ialah jalan dimana suatu pesan dilewatkan. Dalam komunikasi antarpribadi tatap muka kita dapat menggunakan persaan, penglihatan, suara dan peradaban sebagai saluran untuk mengkomunikasikan pesan. Berbeda dengan media dalam komunikasi massa menggunakan perangkat teknologi penyebar seperti buku, film, radio, majalah, televis dan surat kabar.
5.      Penerima
      Penerima dalam komunikasi antarpribadi ialah seorang manusia. Karena merupaka suatu unsur yang sangat penting karena tanpa penerima pesan itu tidak ada sasarannya. Jadi penerima merupakan titik terakhir, terminal dari tujuan pesan, ialah seorang penerjemah akhir suatu pesan. Sebagaimana halnya pengirim, maka seorang penerima pun akan menerima, menerjemahkan, mengerti pesan yang dikomunikasikan dengan pengaruh latar belakang yang dimilikinya.
6.      Umpan balik
      Fungsi umpan balik adalah smengontrol keefektivan pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Umpan balik merupakan reaksi terhadap pesan bahwa penerima sudah menerima pesan dan memahaminya.
      Menurut santoso (1980) untuk feedback dalam proses komunikasi antarpribadi dikenal beberapa jenis antar lain:
1)      External feedback.
2)      Internal feedback.
3)      Direct feedback atau immediate feedback.
4)      Indirect feedback atau delayed feedback.
5)      Inferential feedback.
6)      Zero feedback.
7)      Neutral feedback
8)      Positive feedback.
9)      Negative feedback.
7.      Gangguan Entropi
      Menurut Shanon dan Weaver, entropi merupakan suatu konsep untuk menjelaskan bagaimana pesan komunikasi itu bisa jalan tersesat dalam satu rangkaian proses yang menghasilkan pesan tidak beraturan. Entropi merupakan suatu faktor yang sangat kuat yang menyebabkan hilangnya atau berkurangnya: 1) konstruksi pesan yang dibangun oleh pengirim. 2) daya maju suatu pesan dari pengirim kepada penerima dan kembali lagi kepada pengirim. 3) penerjemahan pesan oleh penerima maupun feedback pesan oleh pengirim. 4) reaksi pemilihan pesan dari penerima terhadap pengirimnya.
8.      Situasi/suasana
      Banyak yang melukiskan suasana sekedar suatu tempat secara fisik yang memberikan suatu makna tertentu. Jika dipahami secara subtantif maka suasana tidakla sesederhana itu. Secara khas suasana adalah lingkungan dimana proses komunikasi itu bergerak. Meskipun kita dapat menulis, membaca, menari, menggambar, melawak dipelbagai tempat dan waktu namun yang penting adalah suasana. Komunikasi antarpribadi akan sukses jika orang memperhatikan suasana.
      Setting atau suasana membantu kita untuk menerangkan apa dan bagaimana variasi unsur-unsur komunikasi mengambil suatu posisi dalam proses komunikasi.
      Seseorang hanya akan dianggap sinting jika tertawa pada saat melayat suatu sidang kematian, sebalinya jika melawak tidak bisa diadakan waktu sekelompok orang yang sedang khusyuk berdo’a Idul Fitri di Lapangan merdeka Kupang.

B.     Efektifitas Komunikasi Antarpribadi
            Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan par pesertanya (orng-orang yang sedang berkomunikasi).[2] Misalnya, penjual daging di pasar dengan seorang ibu-ibu melakukan proses tawar menawar. Komunikasi yang mereka lakukan efektif apa bila ibu itu mau membeli daging yang penjual tawarkan sesuai dengan keinginan penjual dan ibu-ibu itupun merasa puas dengan daging tersebut dan harganya.
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar individu merupakan hal yang sering kita lakukan sehari-hari tanpa memerlukan media dan jarak untuk melakukannya. Namun dalam kenyataannya tidak pernah ada manusia yang sama. Dan bahkan bayi kembarpun memiliki sifat yang berbeda.Hal ini di pengaruhi oleh tingkat pendidikan, agama, ras, bahasa, ataupun tingkat ekonomi mereka.
Komunikasi interpersonal di katakan efektif, apabila memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
1.      Pengertian yang sama dengan terhadap makna pesan.
Salah satu indikator yang dapat di gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila makna pesan yang di kirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan. Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang di maksudkan oleh komunikator.
2.      Melaksanakan pesan secara suka rela.
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara suka rela,tidak karena di paksa. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal,komunikator dan komunikan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara sangat diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang terlibat dalam komunikasi itu kedalam suasana yang yaman,harmonis,dan bukan sebagai suasana yang tertekan.
3.      Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
Efektivitas dalm komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Mereka menanamkan identitas yang positif kepada orang lain sehingga mereka memiliki image yang baik di mata masyarakat.
Keberhasilan komunikasi, ditentukan oleh faktor-faktor yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu yang berpusat paa persona (person-centered prespective) dan yang berpusat pada situasi (situation – centered perspektive) . Faktor yang berpusat pada persona, misalnya kecakapan berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan yang berpusat pada situasi misalnya karakteristik sosial budaya masyarakat sekitar.
Berikut ini adalah beberapa factor yang mempengaruhi factor keberhasilan dari suatu proses komunikasi interpersonal adalah:[3]
1.      Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses komunikasi antarpribadi, akan dipenngaruhi beerbagai keadaan yang ada pada diri individu. Secara garis besar faktor personal dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu faktor biologis dan psikologis.
a.       Faktor Biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku biologis antarmanusia. Tahun 1950 keys dan rekan – rekanya menyelediki pengaruh rasa lapar. Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen, terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak dapat konsentrasi. Pada akhir minggu ke – 25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki – laki lebih senang membayanngkan cokelat daripada wanita cantik. Penelitian ini membuktikan bahwa faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan berpengaruh terhadap kepribadianya. Artinya dalam proses komunikasi interpersonal, suatu symbol atau pesan akan diprepsi berbeda oleh orang yang secara personal dalam keadaan lapar dan tidak lapar.
Jadi pada kesimpulannya kondisi biologis seperti kesehatan yang baik, konsentrasi yang baik akan mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Maka sangat penting bagi kita untuk mempertimbangkan kondisi biologis baik pada diri kita maupun pihak yang akan kita ajak berkomunikasi.
b.      Faktor Psikologis
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai daya psikologis, diantaranya adalah pengetahuan, kehendak, sikap dan sebagainya.  Hal ini dapat diklarifikasi kedalam tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif.
Komponen kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif memiliki peran yang penting dalam memaknai pesan dan symbol. Maksudnya adalah symbol terkait dengan apa yang diketahui.
Contoh: orang jogja jika melihat bendera warna putih berarti menandakan ada orang yang meninggal.
Komponen afektif juga mempunyai pengaruh dalam komunikasi interpersonal. Misalnya dengan orang yang kita senangi, kita selalu mempercayai ucapannya, sedangkan dengan orang yang kita benci, kita selalu berselisih pendapat dengannya. Komponen afektif terdiri dari motif sosiogenetif, sikap dan emosi.
2.      Faktor Situasi
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa
a.       faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim
b.      faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
c.       faktor temporal, misal keadaan emosi
d.      suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
e.       teknologi
f.       faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
g.      lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
h.      stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
IV.             KESIMPULAN
Setiap langkah yang mulai dari saat menciptakan informasi sampai saat informasi itu dipahami, merupakan proses didalam rangka proses komunikasi secara umum. Terdapat beberapa variable dalam proses komunikasi. Diantaranya adalah :
1.      Pengirim
2.      Latar belakang
3.      Pesan (rangsangan)
4.      Saluran (media/channel)
5.      Penerima
6.      Umpan balik
7.      Gangguan entropi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan par pesertanya (orng-orang yang sedang berkomunikasi). Misalnya, penjual daging di pasar dengan seorang ibu-ibu melakukan proses tawar menawar. Komunikasi yang mereka lakukan efektif apa bila ibu itu mau membeli daging yang penjual tawarkan sesuai dengan keinginan penjual dan ibu-ibu itupun merasa puas dengan daging tersebut dan harganya.

V.                PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan dan kami buat, guna memenuhi tugas, saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu mohon kritik dan sarannya yang dapat membangun untuk penyempurnaan makalah kami ini berikutnya. Semoga makalah yang telah kami buat berguna dan dapat memberikan manfaat bagi kami pribadi maupun para pembaca yang budiman.

DAFTAR PUSTAKA
Liliweri, Alo., 1991. Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997)
Mulyana, Deddy, ILMU KOMUNIKASI, (Bandung: ROSDA, 2010)



[1] Liliweri, Alo., 1991. Komunikasi Antarpribadi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997), hal: 145-157
[2] Deddy Mulyana, ILMU KOMUNIKASI, (Bandung: ROSDA, 2010), hal: 117

Tidak ada komentar:

Posting Komentar