I.
PENDAHULUAN
Dakwah merupakan aktivitas yang
begitu lekat dengan kaum muslimin. Begitu dekatnya, sehingga hampir seluruh
lapisan masyarakat terlibat didalamnya. Sedangkan dakwah islamiah adalah
Risalah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagai wahyu dari
Allah dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan di dalamnya, baik di depan
atau dibelakangnya, dengan kalam-Nya yang bernilai mukjizatdan yang ditulis di
dalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi
Saw.dengan sanad yang mutawatir, yang membcanya bernilai ibadah.
Dakwah yang diinginkan dan yang
wajib bagi kaum muslimin untuk melaksanakannya adalah dakwah yang bertujuan dan
berorientasi pada: membangun masyarakat islam, dakwah dengan melakukan
perbaikan pada masyarakat islam yang terkena musibah,memelihara kelangsungan
dakwahdikalangan masyarakat yang telahberpegang pada kebenaran.
Dakwah dalam pengertian bahasa bentuk
asdar dari kata (fi’il madzi)
dan (fi’il mudhori) yang
artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to
sammer), menyeru (to propo), mendorong (to urge) dan memohon (to pray). Didalam
al-Quran dapat di jumpai yaitu Ad-da’wat
ila qadhiyat, An-Nida artinya
memanggil, Menyeru , ad-du’a ila sya’i, . Suatu usaha
berupa perkataan atau perbuatan untuk menarik manusia kesuatu aliran atau agama
tersebut , dan Memohon dan meminta.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Arti Dakwah Dalam Pengertian Lughowi
III.
PEMBAHASAN
Pengertian dakwah sebagai bentuk asdar
dari kata دعا (fi’il madzi)
dan يدعو (fi’il mudhori) yang artinya adalah
memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to sammer), menyeru (to
propo), mendorong (to urge) dan memohon (to pray).[1]
Dakwah dalam pengertian tersebut
dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-qur’an antara lain :
1. Ad-da’wat
ila qadhiyat, artinya menegaskannya atau membelanya,
baik terhadap yang hakataupun yang batil, yang positif maupun yang negatif.
Diantara
menyeru kepada yang batil adalah kisah yang dijelaskan dalam Al-qur’an tentang
Nabi Yusuf sebagai berikut:
قال ربّ السّجن احبّ التى ممّا يدعوننى
Yusuf
berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih
aku sukaidari pada memenuhi “ajakan” mereka kepadaku”.
Maksud
dari kata dakwah diatas adalah kepatuhan kepada wanita-wanita dan terjerumus
dalam dosa, sebagaimana sabda Rasullah Saw.kepada kaum Aus dan Khazraj ketika mereka
bersiap-siap untuk berperang.
والله يدعواالى دارالسّلا م
Allah menyeru
(manusia) ke Darussalam (syurga) (Yunus:
25).
Didalam suratnya, Rasullah Saw.
Berbicara kepada Heraclius, “Saya mengajak kamu dengan di’ayah(dakwah),”
maksudnya dakwah islam, yaitu kalimat syahadah dan ajaran Allah. Oleh karena
itu orang beriman di masa Fir’aun berkata, “Wahai
kaumku, bagaimana kaum ini, aku menyeru kamu kepadakeselamatantetapi kamu malah
menyeru kemereka (Al-Mukmin: 41)
Dengan
ayat-ayat tersebut, jelaslah bagi kita bahwa ada dakwah menuju surga dan ada
pula ke neraka.
Dengan demikian secara
etimologi لفة pengertian dakwah dan tabligh itu merupakan
suatu prosespenyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau
seruan dengan tujuan agar orng lain memenuhi ajakan tersebut.[2]
2. An-Nida artinya memanggil; da’a Fulanun ila Fulanah, artinya si
Fulan mengundang si Fulanah.
3. Menyeru
, ad-du’a ila sya’i, artinya menyeru
dan mendorong sesuatu.
4. Suatu usaha berupa perkataan atau
perbuatan untuk menarik manusia kesuatu aliran atau agama tersebut (Al-Misbah Al-Munir, pada kalimat
da’a...)
5. Memohon dan meminta, ini yang sering
disebut dengan istilah berdo’a.[3]
Allah
Swt. Berfirman,
Dan Allah
menyeru (manusia ) ke Darussalam(surga)...
Yang dimaksud disini adalah Allah
megajak hamba-Nya untuk melakukan sesuatu yang menyebabkan mereka masuk ke
surga, yaitu berpegang teguh kepada agamanya. Dengan agama itulah Allah
mengutus para Rasul-Nya dan menurunkan kitab-Nya. Orang-orang yang memenuhi
seruan ini, mereka adalah hizbullah, dan hizbullah itulah orang-orang yang beruntung.
Allah Swt. Berfirman, ingatlah, sesungguhnya hizbullah (golongan Allah) itulah
yang beruntung karena mereka memenuhi seruan orang yang menyeru kepaa Allah
(Rasul) dan beriman kepada-Nya. Setan juga memiliki bizb (kelompok) dan ia
mengajak kelompoknya untuk menjadi penghuni neraka. Allah berfirman,
“Sesungguhnya ia
(setan) mengajak pendukungnya agar menjadi penghuni neraka”.
Hizb Asy-Syaitban itulah
orang-orang yang merugi, karena mereka memenuhi seruannya dan menentang para
utusan Allah yang mulia. Oleh karena itu, mereka akan datang kelakdihari kiamat
dalam hal menyesal, karena mereka tidak mau menyambut orang yang menyeru kepada
Allah. Mereka berkata sebagaimana dijelaskan oleh Al-Quran,
وانذر الناس بوم ياتيهم العذاب فيقول
الذين ظلمواربنااخرنا الى اجل قريب نجبدعوتك ونتبع الرسل
Ya Tuhan kami,
kmbalikanlah (kami kedunia) walaupun dalam waktu yang singkat, niscaya kami
akan mematuhi seruan-Mu dan akan mengikuti rasul-rasul. ( ibrahim: 44).
Atas dasar itulah maka ada
orang yang mengajak ke arah ketaatan dan berbuat kebijakan, ada pula orang yang
mengajak ke arah kemaksiatan dan kemungkaran. Karenanya, Rasulullah Saw.
Disebut sebagai seorang dai.Allah berfirman,
يايها النبىّ اناارسلنك شهداونديرا
وداعيا الى الله باذنه وسراجامنيرا
Hai Nabi, sesungguinya kami mengutusmu untuk menjadi
saksi, dan membawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi dai
(penyeru) kepada agama Allah dengan ijin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang
menerangi. (Al-Ahzab: 45-46)
Jin
juga berkata ketika mendengar Al-Quran dibaca,
يقو منا اجيبو اداعى الله وءامنوابه
يغفرلكم مّن دبوبكم ويجركم من عذاب اليم
Hai kaum kami,
terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya,
niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu, dan melepaskan kamu dari azab yang
pedih.(Al-Ahqaf: 31)
Dalam kamus bahasa Lisan Al-‘Arab dikatakan bahwa
pengertian du’at adalah orang-orang yang mengajak manusia untuk berbai’atpada
petunjuk atau kesesatan.Bentuk tunggalnya adalah da’i atau da’iyah, yang
artinya orang yang mengajak kepada agama atau kepada bid’ah. Dalam kata
da’iyah, huruf ba-nya berfungsi untuk mubalaghah (fungsi superlatif), bahwa
Nabi Saw. Adalah da’i Allah Swt. Demikian juga kata “mu’adzin” di dalam kitab
At-Tahdzib. Dikatakan bahwa “mu’adzim” adalah da’i dan Nabi adalah da’i umat
atau yang mengajak umat untuk bertauhid kepada Allah dan taat kepadanya. (Lisan
Al-‘Arab: 14/259)
Atas
dasar itulah maka istilah da’i atau da’iyah berarti orang yang mengajak pada
petunjuk atau kesesatan.
Setiap da’i memiliki ciri khas,
tergantung apa yang ingin ia dakwhkan. Imam Ibnul Qayyim berkata, “Kata du’at
adalah jamak dari da’i, seperti kata qadhi dan qudhat, dan kata rami dan rumat.
Disandarkannya kata itu kepada Allah (dakwah ilallah)adalah karena
spesifikasinya, yaitu para da’i yang khusus menyeru kepada agama Allahberibadah
kepada-Nya , bermakrifat dan mahabah kepada-Nya.
Da’i
ilallah adalah orang yang berusaha untuk
mengajak manusia dengan perkataan dan perbuatannya kepada islam, menerapkan
manhajnya, memeluk akidahnya, dan melaksanakan syariatnya.
IV.
KESIMPULAN
Pengertian dakwah secara bahasa
yaitu sebagai bentuk asdar dari kata
(fi’il madzi) dan
(fi’il mudhori) yang artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to
invite), mengajak (to sammer), menyeru (to propo), mendorong (to urge) dan
memohon (to pray).
Dakwah
dalam pengertian tersebut dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-qur’an antara lain
:
1. Ad-da’wat ila qadhiyat, artinya
menegaskannya atau membelanya, baik terhadap yang hakataupun yang batil, yang
positif maupun yang negatif.
Sedangkan
secara etimologi لفة pengertian dakwah dan tabligh itu
merupakan suatu prosespenyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa
ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.
2. An-Nida artinya memanggil; da’a Fulanun
ila Fulanah, artinya si Fulan mengundang si Fulanah.
3. Menyeru , ad-du’a ila sya’i, artinya
menyeru dan mendorong sesuatu.
4. Suatu usaha berupa perkataan atau
perbuatan untuk menarik manusia kesuatu aliran atau agama tersebut (Al-Misbah
Al-Munir, pada kalimat da’a...)
5. Memohon dan meminta, ini yang sering
disebut dengan istilah berdo’a.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami
tulis, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak cacat dan kurang baik
dari penyusunan kata maupun penyampaian dalam kalimat. Oleh karena itukami
sangat berharap kritik maupunsaran dari pembaca, demi kesempurnaan makalah kami
berikutnya. Kami berharap makalah ini berguna bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul ‘Aziz,
Jum’ah Amin, Ad-Dakwah, Qawa’id wa Ushul
(Solo : PT Era Adicitra Intermedia, 2011)
Muriah, Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer
(Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar