MODEL
PROSES DAN EFEKTIFITAS
KOMUNIKASI
ANTARPRIBADI
Makalah
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Komunikasi
Antar Pribadi Dan Kelompok
Dosen Pengampu : Dra.
Hj. Ameli Rahmi, M.Pd
Disusun Oleh :
Lestri
Nurratu 111111038
Lili Qurotul
Ainiyah Saumiyah 111111039
Riyadlotus Sholihah 121111114
Zalussy Debby styana 121111115
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya,
setiap orang memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam
kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi
interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi,
gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya
pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Secara umum, definisi
komunikasi interpersonal adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran ata
informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu
(biasanya dalam komunikasi diadik) sehingga orang lain tersebut mengerti apa
yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau infomrasi.
Meskipun
komunikasi interpersonal ini merupakan aktivitas yang rutin kita laksanakan
dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataan menunjukkan bahwa proses kounikasi
interpersonal tidak selamanya mudah. Pada saat tertentu, kita menyadari bahwa
perbedaan latar belakang sosial budaya antar individu telah menjadi
faktor potensial menghambat keberhasilan komunikasi. Di saat Anda berbicara
dengan orang lain, kadang-kadang diikuti oleh pertanyaan: “mengapa berbicara
dengan orang lain ini rasanya susah?”, mengapa orang ini tidak merespon gagasan
saya?”. Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh faktor-faktor yang
diklasifikasi ke dalam beberapa kategori. Dengan demikian kami akan menyusun
makalah berjudul “Model Proses Komunikasi
Antar Pribadi dan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi.”
II.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana model proses komunikasi antarpribadi?
2. Bagaimana efektifitas komunikasi antarpriadi?
III.
PEMBAHASAN
A.
Model
Proses Komunikasi Antarpribadi
Pengertian model menurut
Rakhmat (1989), yang mengutip pendapat Runyon (1977), Burc dan Strater (1974)
dan Fisher (1978), bahwa model secara sederhana adalah gambaran yang
dirancang untuk mewakili kenyataan.
Kemudian menurut Sunarjo
(1983) mengemukakan bahwa proses sering diartikan sebagai kegiatan atau
pengolahan yang terus menerus. Atau menurut Kincaid (1987) proses adalah suatu
perubahan atau rangkaian tindakan serta peristiwa selama beberapa waktu dan
yang menuju suatu hasil tertentu.
Dengan begitu setiap
langkah yang mulai dari saat menciptakan informasi sampai saat informasi itu
dipahami, merupakan proses didalam rangka proses komunikasi secara umum.
Dibawah ini terdapat
beberapa variabel tetap dalam proses komunikasi antara lain:[1]
1. Pengirim
Nama untuk pengirim dalam proses komunikasi berbeda satu dengan lainnya
ada yang menyebutnya sebagai komunikator, source dan encorder. Pengirim dalam
rangkaian komunikasi dapat dianggap sebagai pencipta pesan, titik mulai,
penginisiatif suatu proses kegiatan komunikasi.
Titik mulai suatu pesan dapat erupa seekor burung camar yang sedang
terbang di pantai, sekumpulan bilangan dipapan kuliah dan langit yang merah
diufuk arat. Dengan begitu bukan hanya manusia yang dianggap sebagai titik
mulai suatu pesan, dan penginisiatif suatu kegiatan komunikasi. Karena
terbangnya burung camar dan merahnya langit di ufuk barat juga memberikan pesan
hari menjelang malam dan jam magrib.
Kecuali dalam konteks
komunikasi anatarpribadi maka pengirim, titik awal, penginisiatif, pencipta
pesan adalah seorang manusia. Seorang pengirim menurut Mulyana dan Rahmat
(1990) ialah orang yang mempunyai suatu kebutuhan unutk berkomunikasi.
Kebutuhan ini mungkin erkisar dari kebutuhan sosial untuk diakui sebagai
individu hingga kebutuhan berbagai informasi dengan orang lain atau
mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang autau sekelompok orang lainnya.
2. Latar belakang
Setiap pengirim maupun
penerima tidak berada sebagai orang yang bebas merdeka di suatu pulau ibarat
ceritera Robinson. Pengirim adalah manusia yang hidup dalam suatu relasi dengan
keluarga dan masyarakat disekitarnya. Dia sendiri juga memiliki ciri khas,
sifat-sifat, pikiran, perasaan dan tingkah laku yang membedakannya dengan orang
lain. inilah yang disebut latar belakang yang kita anggap sebagai suatu faktor
atau beberapa faktor telah menimpa atau mempengaruhi pengirim dan penerima
dalam komunikasi anatrpribadi. Dalam proses komunikasi anatrpribadi latar
belakang telah dianggap sebagai suatu penopang dan penyanggah komunikasi secara
utuh.
Menurut Gamble (1986) ada dua
faktor utama yang menjadi indikator utama penentu keragaman latar belakang
pngirim dan penerima anatr lain:
1) Bidang pengalaman
Yang dimaksud adalah bidang objek atau sibjek tertentu yang paling
diminati oleh pengirim dan penerima.
2) Kerangka rujukan
Adalah nilai pandangan
seseorang sebagai perpaduan dari karakteristik : 1) karakteristik demografis misalnya umur, jenis kelamin,
status perkawinan dan penghasilan. 2) karakteristik geografis misalnya tempat
tinggak didesa, kecamatan, kabupaten, propinsi, jauh dekatnya enga pusat kota,
pusat keramaian dan jenis tempat tinggal. 3) karakteristik psikografik misalnya
bagaimana seseorang itu hidup setiap hari, bekerja menggunakan waktu luang ,
minat serta pandangan terhadap suatu isu tertentu.
Dalam kenyataannya
terdapat serba ragam faktor yang menimpa pengirim dan penerima. Artinya setiap
orang bisa dipengaruhi oleh satu atau ketiga karakteristik sekaligus. Latar
belakang yang dimiliki individu mempengaruhi cara berpikir, perasaan dan
tingkah laku komunikasi antarpribadi.
3. Pesan/rangsang/stimulus
Stimulus merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari model umum stimulus respon. Berarti setiap stimulus atau
rangsangan yang berasal dari suatu sumber akan direspon denngan cara tertentu
oleh pihak yang menerimanya. Cherry dan Krech (1984) mengatakan bahwa stimulus
itu ibarat suatu informasi/isi pernyataan dalam bentuk bahasa dan kode maupun
sistem tanda yang mausk akal.
Rangsangan komunikasi adalah
tanda-tanda berupa bahasa, kode atau sistem tanda yang nalar. Jadi komunikasi
juga merupakan penggunaan tanda-tanda yang bermakna untuk membina hubungan
sosial.
Ada dua jenis stimulus yang beraturan
dan tidak beraturan.
1) Stimulus beraturan merupakan stimulus atau pesan
yang tersusun secara baik, lengkap, dapat dihitung, dapat dikenal, dapat
dipahami sebagai pesan yang dapat diuraikan dan dimengerti.
2) Stimulus yang tidak beraturan adalah stimulus yang
sembarang, tidak tersusun, tidak terstruktur, tumpang tindih. Stimulus demikian
tidak dapat dipahami ketika terlihat, terdengar, teraca dan terraba sehingga
tidak dapt dijelaskan.
Menurut Krecht (1984) pesan dapat disampaikan dengan memperhatikan
beberapa hal antara lain: 1) suatu
ferkuensi tertentu; misalnya suatu pesan disampaikan berulang kali sehingga
menarik perhatian. 2) suatu intensitas tertentu; misal pesan harus menampilkan
daya tarik yang aneh, lain daripada kebiasaan-kebiasaan yang normal. 3) suatu
gerak dan perubahan; misal pesan yang hidup dan dinamis yang seolah-olah mengajak
orang yang lain untuk memperhatikannya. 4) suatu jumlah yang lain daripada
biasanya.
4. Saluran/media
Ada sementara beberapa ahli
komunikasi menyebutkan bahwa komunikasi antarpribadi dengan tatap muka tidak
terdapat saluran atau media (misal: telepon, radio, surat-menyurat dll) karena
memang kedua orang yang terlibat didalamnya tidak menggunakan bantuan alat-alat
lain untuk berhubungan. Namun, Wilson (1989) menyanggahnya dan mengemukakannya
bahwa saluran ialah jalan dimana suatu pesan dilewatkan. Dalam komunikasi
antarpribadi tatap muka kita dapat menggunakan persaan, penglihatan, suara dan
peradaban sebagai saluran untuk mengkomunikasikan pesan. Berbeda dengan media
dalam komunikasi massa menggunakan perangkat teknologi penyebar seperti buku,
film, radio, majalah, televis dan surat kabar.
5. Penerima
Penerima dalam komunikasi
antarpribadi ialah seorang manusia. Karena merupaka suatu unsur yang sangat
penting karena tanpa penerima pesan itu tidak ada sasarannya. Jadi penerima
merupakan titik terakhir, terminal dari tujuan pesan, ialah seorang penerjemah
akhir suatu pesan. Sebagaimana halnya pengirim, maka seorang penerima pun akan
menerima, menerjemahkan, mengerti pesan yang dikomunikasikan dengan pengaruh
latar belakang yang dimilikinya.
6. Umpan balik
Fungsi umpan balik adalah
smengontrol keefektivan pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima.
Umpan balik merupakan reaksi terhadap pesan bahwa penerima sudah menerima pesan
dan memahaminya.
Menurut santoso (1980) untuk feedback
dalam proses komunikasi antarpribadi dikenal beberapa jenis antar lain:
1) External feedback.
2) Internal feedback.
3) Direct feedback atau immediate feedback.
4) Indirect feedback atau delayed feedback.
5) Inferential feedback.
6) Zero feedback.
7) Neutral feedback
8) Positive feedback.
9) Negative feedback.
7. Gangguan Entropi
Menurut Shanon dan Weaver, entropi
merupakan suatu konsep untuk menjelaskan bagaimana pesan komunikasi itu
bisa jalan tersesat dalam satu rangkaian proses yang menghasilkan pesan tidak
beraturan. Entropi merupakan suatu faktor yang sangat kuat yang menyebabkan
hilangnya atau berkurangnya: 1) konstruksi pesan yang dibangun oleh pengirim.
2) daya maju suatu pesan dari pengirim kepada penerima dan kembali lagi kepada
pengirim. 3) penerjemahan pesan oleh penerima maupun feedback pesan oleh
pengirim. 4) reaksi pemilihan pesan dari penerima terhadap pengirimnya.
8. Situasi/suasana
Banyak yang melukiskan suasana
sekedar suatu tempat secara fisik yang memberikan suatu makna tertentu. Jika
dipahami secara subtantif maka suasana tidakla sesederhana itu. Secara khas
suasana adalah lingkungan dimana proses komunikasi itu bergerak. Meskipun kita
dapat menulis, membaca, menari, menggambar, melawak dipelbagai tempat dan waktu
namun yang penting adalah suasana. Komunikasi antarpribadi akan sukses jika
orang memperhatikan suasana.
Setting atau suasana
membantu kita untuk menerangkan apa dan bagaimana variasi unsur-unsur
komunikasi mengambil suatu posisi dalam proses komunikasi.
Seseorang hanya akan dianggap
sinting jika tertawa pada saat melayat suatu sidang kematian, sebalinya jika
melawak tidak bisa diadakan waktu sekelompok orang yang sedang khusyuk berdo’a
Idul Fitri di Lapangan merdeka Kupang.
B.
Efektifitas
Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi yang efektif
adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan par pesertanya
(orng-orang yang sedang berkomunikasi).[2]
Misalnya, penjual daging di pasar dengan seorang ibu-ibu melakukan proses tawar
menawar. Komunikasi yang mereka lakukan efektif apa bila ibu itu mau membeli
daging yang penjual tawarkan sesuai dengan keinginan penjual dan ibu-ibu itupun
merasa puas dengan daging tersebut dan harganya.
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar
individu merupakan hal yang sering kita lakukan sehari-hari tanpa memerlukan
media dan jarak untuk melakukannya. Namun dalam kenyataannya tidak pernah ada
manusia yang sama. Dan bahkan bayi kembarpun memiliki sifat yang berbeda.Hal
ini di pengaruhi oleh tingkat pendidikan, agama, ras, bahasa, ataupun tingkat
ekonomi mereka.
Komunikasi interpersonal
di katakan efektif, apabila
memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
1.
Pengertian yang sama dengan terhadap makna pesan.
Salah satu indikator yang dapat di gunakan
sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila makna pesan yang di
kirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan.
Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi yang di sebabkan oleh
karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang di maksudkan
oleh komunikator.
2.
Melaksanakan pesan secara suka rela.
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif
berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti pesan tersebut dengan
perbuatan dan dilakukan secara suka rela,tidak karena di paksa. Hal ini
mengindikasikan bahwa dalam proses komunikasi interpersonal,komunikator dan
komunikan memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi
interpersonal yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara sangat
diperlukan agar kedua belah pihak menceritakan dan mengungkapkan isi pikirannya
secra suka rela,jujur,tanpa merasa takut. Komunikasi interpersonal yang efektif
mampu mempengaruhi emosi pihak pihak yang terlibat dalam komunikasi itu kedalam
suasana yang yaman,harmonis,dan bukan sebagai suasana yang tertekan.
3.
Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.
Efektivitas dalm komunikasi interpersonal akan
mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan,keluarga,dan kolega.
Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh
manfaat dari komunikasi itu,sehinggamerasa perlu untuk memelihara hubungan
antarpribadi. Banyak orang menjadi sukses karena memiliki hubungan yang sangat
baik dengan orang lain. Mereka menanamkan identitas yang positif kepada orang
lain sehingga mereka memiliki image yang baik di mata masyarakat.
Keberhasilan komunikasi, ditentukan oleh
faktor-faktor yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu yang berpusat
paa persona (person-centered prespective) dan yang berpusat pada situasi
(situation – centered perspektive) . Faktor yang berpusat pada persona,
misalnya kecakapan berkomunikasi yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan yang
berpusat pada situasi misalnya karakteristik sosial budaya masyarakat sekitar.
Berikut ini adalah beberapa factor yang
mempengaruhi factor keberhasilan dari suatu proses komunikasi interpersonal
adalah:[3]
1. Faktor personal
timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses komunikasi
antarpribadi, akan dipenngaruhi beerbagai keadaan yang ada pada diri
individu. Secara garis besar faktor personal dibedakan ke dalam dua
kategori, yaitu faktor biologis dan psikologis.
a. Faktor Biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak
berbeda dengan hewan. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan pengaruh motif
biologis terhadap perilaku biologis antarmanusia. Tahun 1950 keys dan rekan –
rekanya menyelediki pengaruh rasa lapar. Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia
menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen, terjadi perubahan
kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan
tidak dapat konsentrasi. Pada akhir minggu ke – 25, makanan mendominasi
pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki – laki lebih senang membayanngkan cokelat
daripada wanita cantik. Penelitian ini membuktikan bahwa faktor biologis berupa
rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan berpengaruh terhadap kepribadianya.
Artinya dalam proses komunikasi interpersonal, suatu symbol atau pesan akan
diprepsi berbeda oleh orang yang secara personal dalam keadaan lapar dan tidak
lapar.
Jadi pada kesimpulannya
kondisi biologis seperti kesehatan yang baik, konsentrasi yang baik akan
mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Maka sangat penting bagi kita untuk
mempertimbangkan kondisi biologis baik pada diri kita maupun pihak yang akan
kita ajak berkomunikasi.
b. Faktor
Psikologis
Manusia merupakan
makhluk yang mempunyai daya psikologis, diantaranya adalah pengetahuan,
kehendak, sikap dan sebagainya. Hal ini
dapat diklarifikasi kedalam tiga komponen, yaitu komponen kognitif, afektif,
dan konatif.
Komponen kognitif
merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
Komponen kognitif memiliki peran yang penting dalam memaknai pesan dan symbol.
Maksudnya adalah symbol terkait dengan apa yang diketahui.
Contoh: orang jogja
jika melihat bendera warna putih berarti menandakan ada orang yang meninggal.
Komponen afektif juga
mempunyai pengaruh dalam komunikasi interpersonal. Misalnya dengan orang yang
kita senangi, kita selalu mempercayai ucapannya, sedangkan dengan orang yang
kita benci, kita selalu berselisih pendapat dengannya. Komponen afektif terdiri
dari motif sosiogenetif, sikap dan emosi.
2.
Faktor Situasi
Salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut
pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Faktor-faktor situasional ini berupa
h.
stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku
IV.
KESIMPULAN
Setiap langkah yang mulai dari saat menciptakan
informasi sampai saat informasi itu dipahami, merupakan proses didalam rangka
proses komunikasi secara umum. Terdapat beberapa variable dalam proses komunikasi.
Diantaranya adalah :
1. Pengirim
2. Latar belakang
3. Pesan (rangsangan)
4. Saluran (media/channel)
5. Penerima
6. Umpan balik
7. Gangguan entropi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
hasilnya sesuai dengan harapan par pesertanya (orng-orang yang sedang
berkomunikasi). Misalnya, penjual daging di pasar dengan seorang ibu-ibu
melakukan proses tawar menawar. Komunikasi yang mereka lakukan efektif apa bila
ibu itu mau membeli daging yang penjual tawarkan sesuai dengan keinginan
penjual dan ibu-ibu itupun merasa puas dengan daging tersebut dan harganya.
V.
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami
sampaikan dan kami buat, guna memenuhi tugas, saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu mohon kritik dan
sarannya yang dapat membangun untuk penyempurnaan makalah kami ini berikutnya.
Semoga makalah yang telah kami buat berguna dan dapat memberikan manfaat bagi
kami pribadi maupun para pembaca yang budiman.
DAFTAR PUSTAKA
Liliweri, Alo., 1991. Komunikasi
Antarpribadi, (Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 1997)
Mulyana, Deddy, ILMU KOMUNIKASI, (Bandung:
ROSDA, 2010)
[1] Liliweri, Alo., 1991. Komunikasi Antarpribadi, (Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 1997), hal: 145-157
Tidak ada komentar:
Posting Komentar