KOMPONEN
DALAM KONSELING
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Psikologi Konseling
Dosen
Pengampu: Maryatul Qibtiyah Dra., M.Pd
Disusun
Oleh :
Lestri
Nurratu ( 111111038 )
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Bimbingan
berasal dari bahasa Inggris “Guidance”.
Guidance berarti pemberian petunjuk, pemberian bimbingan, atau pemberian
bantuan pada orang lain yang membutuhkan. Dan bersifat preventif, yaitu untuk
mencegah terjadinya permasalahan yang mungkin akan terjadi pada klien.
Bimbingan
juga dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat
memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan
dalam jabatan yang dipilihnya (Frank Parson, dalam Jines, 1951)
Secara
etimologis istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “Counsilium” yang
berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau
“memahami”.[1]
Selain itu Counseling juga
dapat diartikan sebagai
pemberian nasehat terhadap orang lain secara langsung. Bersifat kuratif, yaitu
menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu pemberian
bantuan yang dilakukan oleh suatu ahli kepada indivudu yang sedang mengalami
masalah agar dapat menyelesaikan masalahnya sendiri agar dapat tercapainya
kebahagiaan iutuk dirinya dan juga kemanfaatan untuk lingkungan.
Berdasarkan
pemaparan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bimbingan konseling
terdapat tiga komponen penting yaitu konselor, konseli, dan juga masalah. Untuk
itu dalam makalah ini penulis mencoba untuk membahas ketiga komponen dalam
bimbingan dan konseling tersebut.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang
dimaksud dengan konselor dalam konseling?
2.
Siapakah klien
itu?
3.
Apakah masalah
itu?
III.
PEMBAHASAN
1.
Konselor dalam
Konseling
1.1
Definisi
Konselor
Beberapa
ahli telah memberikan definisi tentang konselor, diantaranya:
a.
Hartono dan Boy
Soedarmaji dalam buku psikologi konseling, konselor adalah seorang yang
memiliki keahlian dalam bidang pelayanan konseling dan tenaga professional.
b.
Jones,
menyatakan bahwa konselor adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan
semua pengalaman siswa (konseli) difokuskan kepada masalah tertentu untuk
dibatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di mana ia diberikan bantuan pribadi
dan langsung dalam pemecahan masalah.[2]
Dari definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa konselor adalah seseorang yang memiliki
keahlian dalam bidang pelayanan konseling untuk membantu individu yang sedang
mempunyai masalah.
Konselor
merupakan salah satu komponen dalam proses konseling. Peneliti berpendapat
bahwa kepribadian konselor merupakan komponen paling penting dalam konseling.
Perez menyatakan, “Temuan penelitian menunjukan bahwa pengalaman, orientasi
teoritis dan teknik yang digunakan bukanlah penentu utama bagi keefektifan
seorang terapis, akan tetapi kualitas pribadi konselor, bukan pendidikan dan
pelatihannya sebagai criteria dalam evaluasi keefektinannya.”
Kepribadian
konselor merupakan titik tumpu yang berfungsi sebagai penyeimbang antara
pengetahuan mengenai dinamika perilaku dan keterampilan terapeutik.[3]
Namun jika keadaan kepribadian konselor sedang tidak mendukung dan membantu,
maka pengetahuan dan keterampilan konselor tidak akan efektif untuk digunakan.
Akan tetapi,
kepribadian konselor tidak dapat mengganti kekurangan pengetahuan tentang
perilaku dan keterampilan terapeutik. Pembentukan kualitas kepribadian tidak
sama dengan proses perolehan pengetahuan tentang prilaku dan keterampilan
terapeutik. Kualitas kepribadian berkembang dari perpaduan yang terjadi secara
terus-menerus antara genetika, konstitusi, pengaruh lingkungan, dan cara-cara
unik orang dalam memadukan semua itu sehingga menjadi pribadi yang khas.[4]
1.2
Kualitas
Konselor
Berikut
ini akan dikemukakan beberapa karakteristik kualitas kepribadian konselor yang
terkait dengan keefektifitasan konseling:[5]
a.
Pengetahuan
mengenai diri sendiri (self-knowledgei)
Pentingnya
pengetahuan konselor tentang dirinya sendiri dengan alasan :
Pertama,
seorang konselor yang mengetahui persepsi dirinya dengan baik cenderung untuk
mengetahui persepsi diri klien yang sedang dibantu.
Kedua,
keterampilan konselor yang digunakan untuk memahami dirinya adalah keterampilan
yang sama untuk memahami klien.
Ketiga,
konselor yang telah memiliki keterampilan yang digunakan untuk memahami diri
sendiri memungkinkan konselor dapat mengajarkannya kepada klien.
Keempat,
pengetahuan diri sendiri memungkinkan konselor merasakan dan komunikasi secara
baik dengan klien dalam konseling.
b.
Kompetensi
Mempunyai
makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, social, dan moral yang
harus dimiliki konselor untuk membantu klien.
c.
Kesehatan
psikologi yang baik
Seorang
konselor harus menjadi model kondisi kesehatan psikologis yang baik bagi
kliennya. Artinya adalah konselor harus selalu sehat psikisnya dari pada klien.
d.
Dapat dipercaya
(trustworthtness)
Dapat
dipercaya mempunyai makna bahwa konselor bukan sebagai ancaman bagi klien dalam
konseling akan tetapi sebagai pihak yang memberi rasa aman.
e.
Kejujuran
(honest)
Kejujuran
yang mutlak mempunyai makna bahwa seorang konselor harus terbuka, otentik, dan
sejati dalam penampilannya.
f.
Kekuatan atau
daya (strength)
Kekuatan
konselor mempunyai peranan yang sangat penting dalam konseling karena
memungkinkan klien merasa aman dalam konseling
g.
Kehangatan
(warmth)
Kehangatan
mempunyai makna sebagai suatu kondisi yang mampu menjadi pihak yang ramah,
peduli, dan dapat menghibur orang lain.
h.
Pendengaran
yang aktif (active responsiveness)
Konselor
secara dinamis terlibat dengan proses seluruh konseling. Menjadi pendengar aktif
merupakan penengah antara perilaku hiperaktif yang mengganggu dengan perilaku
pasif dan kebingungan.
2.
Konseli dalam
Konseling
Konseli merupakan
individu yang diberi bantuan profesional oleh konselor atas permintaan dia
sendiri atau orang lain. Ada konseli yang datang dengan sukarela menemui
konselor, namun ada juga konseli yang terpaksa datang pada konselor. Konseli
yang datang dengan sukarela disebut konseli sukarela, artinya konseli ini sadar
bahwa dalam dirinya ada suatu kekurangan atau masalah yang memerlukan bantuan
seorang ahli. Konseli yang datang pada konselor dengan terpaksa disebut konseli
terpaksa, artinya konseli ini datang bukan atas keinginannya sendiri. Dia bisa
saja datang atas dorongan orang tua, wali kelas, teman, dan sebagainya.[6]
Shertzer & Stone (1987) mengemukakan
bahwa keberhasilan dan kegagalan proses konseling ditentukan oleh tiga hal,
yaitu :
1. Kepribadian
konseli. Konseli dilatarbelakangi oleh sikap, nilai-nilai, pengalaman,
perasaan, budaya, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Semua itu membentuk
kepribadiannya yang berbeda antara konseli satu dengan yang lain.
2. Harapan
konseli. Sering terjadi bahwa konseli menaruh harapan terlalu tinggi terhadap
proses konseling, sedangkan kenyataannya konseling tidak memenuhi harapan
tersebut dan akan menimbulkan kekecewaan pada diri konseli. Karena itu perlu
digali sejauh mungkin apa yang ada di belakang harapan seorang konseli.
3. Pengalaman
atau pendidikan konseli. Dengan pengalaman dan pendidikan yang tersebut,
konseli akan mudah menggali dirinya sehingga persoalannya makin jelas dan upaya
pemecahannya makin terarah.
3.
Masalah dalam
Konseling
Masalah adalah problem yang dihadapi konseli dan merupakan inti
dari proses konseling Islam untuk diatasi. Menurut Merlyn Cundiff, dalam
bukunya “The Power of Silent Command” yang dikutip oleh Witijasoku dalam karya
individualnya “Definisi Masalah adalah Awal Penyelesaian Masalah” mengemukakan
bahwa: Masalah adalah perbedaan antara apa yang kita miliki. Jadi, bila
kenyataan yang kita hadapi tidak identik dengan apa yang kita inginkan, berarti
kita punya masalah, bila apa yang kita hadapi sekarang, tidak sesuai dengan
yang kita inginkan, berarti kita punya masalah.[7]
Individu memiliki masalah yang
berbeda satu sama lain sehingga bantuan yang diberikan pun akan berbeda dari
konseli satu dengan konseli lain. Pada umumnya jenis masalah yang dihadapi oleh
individu antara lain:[8]
a. Masalah Belajar
Dalam hubungan ini individu merasakan kesulitan dalam
menghadapi kegiatan pelajaran.
b. Masalah Pendidikan
Dalam hal ini individu mengalami berbagai kesulitan
yang berhubungan dengan kegiatan
pendidikan pada umumnya.
c. Masalah Pekerjaan
Masalah-masalah ini berhubungan dengan pemilihan kerja.
d. Penggunaan Waktu Senggang
Masalah ini dirasakan oleh individu dalam menghadapi
waktu-waktu yang luang yang tidak terisi oleh suatu kegiatan tertentu.
e. Masalah Sosial
Kadang-kadang individu menghadapi kesulitan atau masalah
dalam hubungannya dengan individu lain atau dengan lingkungan sosialnya.
Masalah itu timbul karena kekurang-mampuan individu untuk berhubungan dengan
lingkungan sosialnya, atau lingkungan sosial itu sendiri yang sesuai dengan
keadaan dirinya.
f. Masalah Pribadi
Dalam situasi tertentu kadang-kadang individu dihadapkan
pada suatu kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya.Masalah-masalah ini
timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan
diri dengan keadaan dirinya.
Adapun masalah-masalah konseling
Islam secara garis besar dapat dibagi dalam beberapa macam yaitu:
1. Masalah pendidikan
2. Masalah perkawinan/keluarga
3. Masalah pekerjaan,
4. Masalah kejiwaan/keagamaan.
Secara agak mendetail konseling Islam
itu diperlukan untuk masalah-masalah:
a) Perkawinan/keluarga
b) Sosial
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
e) Keagamaan
f) Perilaku menyimpang dan criminal
g) Perilaku fanatic
IV.
KESIMPULAN
konselor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang
pelayanan konseling untuk membantu individu yang sedang mempunyai masalah.
Konselor merupakan salah satu komponen dalam proses konseling. Peneliti
berpendapat bahwa kepribadian konselor merupakan komponen paling penting dalam
konseling.
Konseli merupakan individu yang diberi bantuan profesional oleh
konselor atas permintaan dia sendiri atau orang lain. Ada konseli yang datang
dengan sukarela menemui konselor, namun ada juga konseli yang terpaksa datang
pada konselor. Konseli yang datang dengan sukarela disebut konseli sukarela,
artinya konseli ini sadar bahwa dalam dirinya ada suatu kekurangan atau masalah
yang memerlukan bantuan seorang ahli. Konseli yang datang pada konselor dengan
terpaksa disebut konseli terpaksa, artinya konseli ini datang bukan atas
keinginannya sendiri. Dia bisa saja datang atas dorongan orang tua, wali kelas,
teman, dan sebagainya.
Masalah adalah problem yang dihadapi konseli dan merupakan inti
dari proses konseling Islam untuk diatasi. Menurut Merlyn Cundiff, dalam
bukunya “The Power of Silent Command” yang dikutip oleh Witijasoku dalam karya
individualnya “Definisi Masalah adalah Awal Penyelesaian Masalah” mengemukakan
bahwa: Masalah adalah perbedaan antara apa yang kita miliki. Jadi, bila
kenyataan yang kita hadapi tidak identik dengan apa yang kita inginkan, berarti
kita punya masalah, bila apa yang kita hadapi sekarang, tidak sesuai dengan
yang kita inginkan, berarti kita punya masalah.
V.
PENUTUP
Demikian
yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khasanah
keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua. Dalam pembuatan makalah pasti ada
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan
Erma Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1999)
Surya, Mohamad, Psikologi Konseling, (Bandung: C.V. Pustaka Bani
Quraisy, 2003)
http://id.shvoong.com/sosial-sciences/counseling/2205100-pengertian-masalah(22/09/2013,
10.00)
http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2010/12/komponen-dasar-bimbingan-konseling.html
(22/09/2013, 09.30)
[1]
Prayitno dan Erma Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999), hal: 99
[2]
www.slideshare.net/waghyoearryee1/konselor/25-09-2013/21:57
[3]
Mohamad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy, 2003),
hal: 57
[4]
Ibid, Mohamad Surya, hal: 58
[5]
Ibid, Mohamad Surya, hal: 64
[6] http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2010/12/komponen-dasar-bimbingan-konseling.html
(22/09/2013, 09.30)
[7] http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2010/12/komponen-dasar-bimbingan-konseling.html
(22/09/2013, 09.30)
[8] http://id.shvoong.com/sosial-sciences/counseling/2205100-pengertian-masalah(22/09/2013,
10.00)